Sabtu, 12 April 2008

Sansevieria : Anti Polutan

Tanpa kita sadari, sebenarnya kita dikelilingi oleh berbagai radiasi. Aktivitas yang kita lakukan dimana pun seperti di kantor, di lapangan, di rumah, di pasar dan lain tempat, ternyata selalu ada radiasi. Radiasi yang ada di sekitar kita ini dihasilkan oleh berbagai sumber energi. Listrik, peralatan elektronik, panas, cahaya dan berbagai gelombang elektromagnetik merupakan sumber radiasi yang sangat dekat. Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi yang telah disebutkan di atas ke lingkungan sekitarnya tanpa memerlukan media. Sedangkan dalam istilah sehari-hari, radiasi selalu diasosiasikan sebagai radioaktif dan salah satu sumber radiasi pengion seperti reactor nuklir. Selain radiasi, banyak energi yang bisa dipindahkan dengan cara konduksi, kohesi dan konveksi.Radiasi sendiri terbagi menjadi dua golongan yaitu radiasi yang bersumber dari alam dan radiasi yang berasal dari buatan manusia.
Ada tiga sumber utama radiasi yang bersumber dari radiasi alam (bukan buatan manusia) yaitu :
1. Sumber radiasi kosmis
Berasal dari luar angkasa, sebagian dari ruang antar bintang dan juga matahari dengan berbagai jenis sinarnya. Radiasi dari sinar matahari mengandung energi yang sangat tinggi terutama sinar ultra violet. Apabila berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir dapat membentuk inti radioaktif seperti Carbon-14, Helium-3, Natrium-22 dan Be-7. Besarnya tingkat radiasi dapat dipengaruhi oleh letak geografis suatu wilayah, ketinggian tempat dan langsung atau tidaknya radiasi diterima.
2. Sumber radiasi terrestrial
Secara alami radiasi dipancarkan oleh radionuklida dalam kerak bumi yang sudah ada sejak bumi terbentuk. Jenisnya adalah deret uranium, yaitu peluruhan berantai mulai Uranium-238, Plumbum-206, deret Actinium (U-235, Pb-207) dan deret Thorium (Th-232, Pb-208). Radiasi terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (R-222) dan Thoron (Ra-220) sebab kedua nuklida ini berbentuk gas sehingga mampu menyebar kemana-mana. Tingkat radiasi yang dipancarkan dipengaruhi oleh konsentrasi radiasi yang terdapat di kerak bumi, seperti di Pocos de Caldas dan Guarapari dari Brazil. Kemudian Kerala dan Tamil Madu di India serta Ramsar di Iran. Tempat tersebut memiliki pancaran radiasi di atas rata-rata.
3. Sumber radiasi internal yang berasal dari tubuh manusia sendiri
Sejak lahir manusia sudah mempunyai sumber radiasi, namun bisa dihasilkan oleh makanan, pernapasan dan luka yang terjadi di tubuh. Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40 dan Radon. Selain itu juga Pb-210 dan Po-210 yang terdapat pada ikan dan kerang-kerangan. Sedangkan buah-buahan biasanya mengandung radiasi dari unsur K-40.

Di samping radiasi yang berasal dari alam ada juga sumber radiasi yang dibuat manusia. Ini yang sering mendatangkan bahaya besar. Radiasi buatan telah diproduksi manusia sejak abad ke-20 dengan ditemukannya sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini banyak sekali jenis sumber radiasi buatan manusia baik yang berupa zat radioaktif atau sumber pembangkit radiasi lainnya seperti mesin sinar-X, komputer dll.Radioaktif dibuat berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron yang biasa disebut dengan reaksi fisi di dalam reactor atom. Radiasi buatan ini bisa memancarkan gelombang alpha, beta, gamma dan neutron.Belakangan tren yang berkembang adalah adanya reactor nuklir yang bisa mengakibatkan efek buruk apabila terjadi kebocoran atau ledakan pada reaktornya. Tak sedikit pula yang mengembangkannya menjadi senjata dengan berbagai jenisnya.Pengalaman di Perang Dunia Kedua menunjukkan bahwa bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki Jepang sanggup memusnahkan kota dalam waktu sekejap saja. Radiasi yang ditimbulkannya berakibat sangat buruk pada diri manusia. Demikian pula dengan ledakan di reactor nuklir Chernobyl dampaknya sangat dirasakan oleh mereka yang bertempat tinggal di sekitar kawasan itu.Jadi sesungguhnya kita selalu bersentuhan dengan radiasi dengan tingkat pancaran yang berbeda-beda. Cahaya matahari, komputer, televisi, handphone, dan peralatan elektronik lainnya yang memancarkan gelombang elektromagnetik merupakan sumber radiasi yang sudah lekat dalam kehidupan dan aktivitas kita. Demikian pula dengan peralatan perang serta alat kedokteran modern yang memanfaatkan gelombang cahaya.Besarnya radiasi yang boleh diterima oleh mereka yang bekerja di lingkungan radiasi tidak boleh melebihi 50 milisievert per tahun. Sedangkan bagi masyarakat pada umumnya tak melebihi dari 5 milisievert per tahun. Jika melebihi dari angka di atas dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi kesehatan diri manusia itu sendiri. Demikian ketentuan dari International Atomic Energy Agency (IAEA)Karena radiasi sangat lekat dalam kehidupan, maka kita perlu menjaga diri agar radiasi yang terdapat di sekeliling kita itu tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Usaha preventif lebih baik dilakukan, salah satunya adalah dengan cara mengatur pemakaian peralatan yang memancarkan radiasi agar tidak berlebihan dan jika perlu memasang alat anti radiasi.Konon tanaman yang sering disebut sebagai "Lidah Mertua" bisa mengurangi dampak radiasi dari peralatan elektronik di rumah kita karena fungsinya yang mampu menyerap pancaran radiasi itu sendiri dari sumbernya. Sansevieria andalan itu dari jenis Bolpho Pyllom asal Amerika. Jenis ini adalah salah satu jenis sansevieria silin­dris langka yang biasa hidup di gurun pasir (Sumber Depkes)

UDARA di Indonesia makin polutif. Regulasi yang tidak tegas (inkonsisten) tentang emisi kendaraan bermotor, dan ketiadaan ruang publik yang bebas asap rokok, menyebabkan udara bersih menjadi barang langka, terutama di kawasan perkotaan.
Untuk mencarinya pun butuh biaya, misalnya pelesir ke kawasan wisata pegunungan atau dataran tinggi yang hawanya relatif masih bersih. Tidak adakah upaya lain yang bisa dilakukan masing-masing rumah tangga?
Ada! Peliharalah tanaman sansevieria. Nama ini mungkin masih asing bagi sebagian penggemar tanaman hias. Padahal sansevieria sudah dikenal sejak beberapa abad lalu, bahkan telah dibudidayakan sebagai tanaman hias pada awal abad ke-19.
Tanaman herba dari daerah tropis kering dan mediterania ini punya banyak istilah. Misalnya lucky plant, century plant, snakeskine plant, browsting hemp, the devil's luck, good luck plant, judas sward dan african devil's. Namun yang paling populer adalah mother in law's tongue (lidah mertua) atau snake plant (tanaman ular).
Masyarakat di China sudah lama mengenal tanaman ini. Bahkan orang yang menanam sansevieria diyakini akan ''mewarisi'' delapan kebaikan: kesuburan, panjang umur, kecerdasan, seni, yin-yang, kecantikan, kekuatan, dan kemakmuran.
Serap Racun
Bahkan dalam beberapa penelitian di mancanegara, sansevieria diketahui mampu menyedot 107 jenis racun. Termasuk racun-racun yang terkandung dalam polusi udara (karbonmonoksida), racun rokok (nikotin), bahkan radiasi nuklir !!!
Alasan inilah yang membuat Lembaga Penerbangan Antariksa AS (NASA) menanam ribuan sansevieria di dekat instalasi nuklirnya. Lokasi penanaman ini hanya berjarak sekitar 10-25 meter dari instalasi nuklir tersebut.
Apabila suatu saat terjadi kebocoran, maka ribuan sansevieria tersebut akan meredamnya. Tentu jenis tanaman yang satu ini sangat tepat kalau dibudidayakan di setiap kota, yang banyak terjadi polusi udara. Juga kalau kelak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Jepara sudah dioperasikan.
Sansevieria bisa ditanam di luar ruangan (out-door) maupun di dalam ruangan (in-door), termasuk ruang tamu. Apabila ingin menetralisasi racun rokok di dalam rumah, sebaiknya pada ruang tamu disediakan 1-3 tanaman atau 3-10 lembar daun. Makin banyak daun, makin bagus pula daya serapnya terhadap racun.
Apabila Anda belum percaya dengan kemampuan tanaman ini dalam menyerap racun, lakukanlah percobaan kecil-kecilan di rumah. Sediakan dua kantong plastik transparan. Kantong pertama diisi tanaman sansevieria, dan kantong lainnya dibiarkan kosong.
Sekarang kedua kantong diisi dengan asap rokok. Kalau dicek dengan alat ukur polusi, pastilah tingkat polusi pada kantong pertama jauh lebih rendah daripada kantong kedua. Sebab sebagian racun rokok sudah direduksi oleh daun sansevieria.
Melihat kemampuannya ini, beberapa kampung mulai menanam sansevieria di pinggir selokan rumah. Sebab daun tanaman ini dapat pula menyerap bau busuk pada air comberan di selokan tersebut.
(sumber:sansevieria-indogallery)

Tidak ada komentar: